PUISI
Judul : Sepotong Hati Yang Teriris
Oleh : Murniasih
Suamiku kau tak mau mendengarkan pendapatku
Kau bertindak dengan sekehendak hatimu
Kau pikir itu biasa tapi tidak denganku
Perlahan tapi pasti kau telah menyakitiku dengan egomu
Maghligai pernikahan yang ku impikan bagai neraka
Sikapmu yang tak mau mengalah membuatku meruntuhkan cintamu
Apa yang kau tuju dengan semua ini
Perdamaian atau pertengkaran kah?
Perih rasanya terus beradu kebenaran
Aku hanya ingin hidup dalam damai
Mengertilah apa yang ku minta sudah aku pikirkan sebaik-baiknya
Kebahagiaan dalam rumah tanggaku hanya ada dalam dongeng.
Entah kenapa dadaku sering merasa sesak
Begitu sulitkah hingga rasa ini begitu menyiksa
Kamu yang tak pernah ada
Buatku merasakan hampa
Jangan sakiti aku dengan pelan2
Lebih baik kau bunuh aku dengan terus terang
Mungkin itu tidak akan membuatku tersiksa
Kau jalankan yang menjadi tanggung jawabmu
Tapi kau tak pertanyakan apa aku menyuakainya
Serba salah memang
Karena rumah tangga kita ada orang lain yang menjadi andil dalam perputarannya
Kau memlihku kau salah
Kau memihaknya kau juga salah
Itu semua karena salahmu tak percayakan pada istrimu
Kau yang akan merugi dengan batin yang terus tersiksa
Teruskanlah bila kau menyukainya
Teruskanlah bila kau merasa mampu memikulnya
Aku pun sedang menunggu seberapa kuat aku mampu bertahan
Bertahan dalam kesabaran
Bertahan dalam ketidak adilan
Bertahan dalam ujian
Aku pusing dengen pernikahan ini
Kau tak pernah berusaha membuat aku tenang,
Kau tak pernah menuruti mauku kalau tidak dengan ancaman dan kata2 yang kasar
Mungkin kau ingin aku banyak berbuat dosa padamu
Mungkin kau tak ingin kita bersama samapai janahNya
Kau tak pernah menjujukan rasa (itu) cuma tanggung jawab yang melebihkanmu
Andai dapat ku ulang kembali waktu
Andai aku masih bisa memilih
Tak kan rela hatiku kau hancurkan dengan perlahan
Jangan jadikan aku istri yang Durjana
Dengan semua sikapmu yang tak mau mengerti mauku
Aku berusaha bersabar tapi cuma rasa sakit yang kurasa
Apakah membangun cinta dan rumah tangga sesulit ini
Kenapa aku merasa semua ini begitu sangat menyiksa
Katanya pernikahan akan menjadi berkah
Tapi kenapa ini seperti sebuah bencana
Jangan menghubungiku lagi kalau itu hanya untuk menyakitiku
Serasa sesak dada ini kalau harus selalu terpaksa menerimanya
Hatiku bukan dari besi,bukan pula dari intan berlian
Sesulit itukah kau mencintaiku
Hingga semua terasa berat bagimu untuk menerimaku
Sesulit itukah kau mencintaiku hingga kau terus menyakitiku tanpa pernah kau sadari
Adipala, 29 Januari 2019
Oleh : Murniasih
Suamiku kau tak mau mendengarkan pendapatku
Kau bertindak dengan sekehendak hatimu
Kau pikir itu biasa tapi tidak denganku
Perlahan tapi pasti kau telah menyakitiku dengan egomu
Maghligai pernikahan yang ku impikan bagai neraka
Sikapmu yang tak mau mengalah membuatku meruntuhkan cintamu
Apa yang kau tuju dengan semua ini
Perdamaian atau pertengkaran kah?
Perih rasanya terus beradu kebenaran
Aku hanya ingin hidup dalam damai
Mengertilah apa yang ku minta sudah aku pikirkan sebaik-baiknya
Kebahagiaan dalam rumah tanggaku hanya ada dalam dongeng.
Entah kenapa dadaku sering merasa sesak
Begitu sulitkah hingga rasa ini begitu menyiksa
Kamu yang tak pernah ada
Buatku merasakan hampa
Jangan sakiti aku dengan pelan2
Lebih baik kau bunuh aku dengan terus terang
Mungkin itu tidak akan membuatku tersiksa
Kau jalankan yang menjadi tanggung jawabmu
Tapi kau tak pertanyakan apa aku menyuakainya
Serba salah memang
Karena rumah tangga kita ada orang lain yang menjadi andil dalam perputarannya
Kau memlihku kau salah
Kau memihaknya kau juga salah
Itu semua karena salahmu tak percayakan pada istrimu
Kau yang akan merugi dengan batin yang terus tersiksa
Teruskanlah bila kau menyukainya
Teruskanlah bila kau merasa mampu memikulnya
Aku pun sedang menunggu seberapa kuat aku mampu bertahan
Bertahan dalam kesabaran
Bertahan dalam ketidak adilan
Bertahan dalam ujian
Aku pusing dengen pernikahan ini
Kau tak pernah berusaha membuat aku tenang,
Kau tak pernah menuruti mauku kalau tidak dengan ancaman dan kata2 yang kasar
Mungkin kau ingin aku banyak berbuat dosa padamu
Mungkin kau tak ingin kita bersama samapai janahNya
Kau tak pernah menjujukan rasa (itu) cuma tanggung jawab yang melebihkanmu
Andai dapat ku ulang kembali waktu
Andai aku masih bisa memilih
Tak kan rela hatiku kau hancurkan dengan perlahan
Jangan jadikan aku istri yang Durjana
Dengan semua sikapmu yang tak mau mengerti mauku
Aku berusaha bersabar tapi cuma rasa sakit yang kurasa
Apakah membangun cinta dan rumah tangga sesulit ini
Kenapa aku merasa semua ini begitu sangat menyiksa
Katanya pernikahan akan menjadi berkah
Tapi kenapa ini seperti sebuah bencana
Jangan menghubungiku lagi kalau itu hanya untuk menyakitiku
Serasa sesak dada ini kalau harus selalu terpaksa menerimanya
Hatiku bukan dari besi,bukan pula dari intan berlian
Sesulit itukah kau mencintaiku
Hingga semua terasa berat bagimu untuk menerimaku
Sesulit itukah kau mencintaiku hingga kau terus menyakitiku tanpa pernah kau sadari
Adipala, 29 Januari 2019
Komentar
Posting Komentar